23 November 2007

if..

If a picture paints a thousand words,
Then why can't I paint you?
The words will never show the you I've come to know.
If a face could launch a thousand ships,
Then where am I to go?
There's no one home but you,
You're all that's left me too.
And when my love for life is running dry,
You come and pour yourself on me.

If a man could be two places at one time,
I'd be with you.
Tomorrow and today, beside you all the way.
If the world should stop revolving spinning slowly down to die,
I'd spend the end with you.
And when the world was through,
Then one by one the stars would all go out,
Then you and I would simply fly away


Bread's song

21 November 2007

ngebut seenaknya.. hasilnya?

fiuhhh... lega rasanya udah bisa menikmati duduk manis dengan nyaman biar cuma sebentar2 setelah berhari2 terbaring tak berdaya. pinggang dan tulang belakang sudah mau sedikit diajak 'kompromi' :) bisa dibayangkan kan, bagaimana rasanya terbanting dari motor di jalan ber-conblock dengan posisi sedikit 'terjengkang' setelah diseruduk bis kota yang ngebut dengan ngawurnya?

manusia cuma bisa berusaha. hasil akhir sudah ada yang menentukan. termasuk saat kita berkendara di jalan raya. biar sudah berhati-hati, tapi memang jalan raya milik semua. dan yang lain itu belum tentu sama kepentingannya dengan kita, dan menyadari bahwa jalan itu milik bersama, dan bersedia berbagi.

makin susah lagi kalo musti berhadapan dengan angkutan umum, bis kota apalagi. duhh... heran deh dengan 'aturan main' di jalan raya ini, makin besar kendaraan dialah yang lebih berkuasa. dengan demikian klo di jalan kampus, bis kotalah yang paling merajai. entah dengan alasan apa (saya ga ngerti dan belum berusaha cari tau :D) sopir2 bis kota ini suka ngawur. berhenti seenaknya, ga menepi dengan teratur, ngerem mendadak yang bikin panik pengendara di belakangnya, ngebut di keramaian, main klakson yang bikin senewen dan sebel pengendara (motor terutama) di depannya. sepertinya mereka ini ga pernah peduli dengan sesama pemakai jalan. pokoknya ngawur banget deh. saya ga tau apakah syarat utama menjadi sopir bis kota adalah 'ugal-ugalan'. dan saya juga ga tau apakah memang semua sopir bis kota seperti itu. adakah yang sudah pernah mengadakan penelitian tentang hal ini? :D dan bagaimana hasilnya?

tapi di sisi lain, para calon penumpang bis ini sepertinya juga 'sedikit' berperan dalam keruwetan ini. dengan alasan malas berjalan sedikit menuju halte yang sudah ditentukan, mereka dengan seenaknya melambai pada bis lewat yang dengan senang hati akan meladeni. dan halte yang sesungguhnya disediakan untuk naik turun penumpang pun berubah fungsi, jadi tempat mangkal pedagang kaki lima, ato malah terabaikan sama sekali.

lalu sebenarnya siapa dong yang paling berperan dalam mencipta keruwetan ini?

13 November 2007

kau.. aku..

wahai pemuja mimpi,
langitmu..
birumu..
rinduku membuncah dalam bisu
ujarku terhenti dalam kelu
terhirup aroma sendu
terpaku pada raga nan beku

wahai pemuja mimpi,
langitmu..
birumu..
kugantung asa padamu
kuhembus nafas dalam genggammu
kuhatur raga dalam rengkuhmu
hingga akhir waktu berlalu

12 November 2007

langkah baru..

ajari aku menjadi dewasa dan rendah hati..
ajari aku untuk menghargai..
ajari aku untuk mencintai..
jadikan aku perempuanmu.

refleksi diri..

merasa membutuhkan saat tidak ada,
merasa kehilangan kala ditinggal pergi,
merasa menyesal ketika semua sudah terjadi ..

07 November 2007

terima kasih..

tadi malam teman curhat istimewa saya menunjukkan sebuah artikel menarik berjudul tengkyu ya yang ditulis oleh Ariel Heryanto. menarik memang. dia berusaha menunjukkan seolah-olah budaya berterimakasih hanya berlaku di kalangan atas.

Mungkin karena kami datang dari keluarga kelas bawahan atau tengah ke bawah...

..sehingga kami tidak mengenal kebiasaan mengatakan "terima kasih" satu pada lainnya. betulkah ini yang terjadi dalam masyarakat kita? mengejutkan ya ketika dicerna betul lebih jauh. bayangkan, ucapan terimakasih 'hanya' dipersembahkan untuk Tuhan, dan situasi formal, plus satu lagi sebagai umpatan halus.

betulkah hanya memang cukup sampai disitu? tidakkah kita merasa perlu berterimakasih pula kepada orang-orang yang ada di sekitar kita, yang bukan merupakan basa-basi yang terlalu diobral?

saya secara pribadi merasa hidup saya selalu penuh keberuntungan. tapi bukan keberuntungan yang datang tiba-tiba. saya belum pernah sekalipun menang undian, lotere, doorprize, dst. keberuntungan hidup saya datang melalui proses, dan ini tidak gratisan. untuk itu saya perlu berterimakasih untuk semua orang yang terlibat di dalamnya. sungguh-sungguh, saya tulus.

lebih jauh lagi, saya merasa 'hanya' dengan bermodal ucapan terima kasih, saya mendapat 'perhatian lebih' dari tukang bubur ayam dengan sepotong obrolan hangat. itu tidak ia berikan pada pelanggan lain. ini hanya contoh kecil. menarik bukan? betapa sebuah hubungan personal yang tulus dapat terbangun dari sepotong kata-kata. ah seandainya semua orang terbiasa dengan budaya ini, betapa indah dunia.. tapi tak apa, saya hanya berharap saya tak pernah lalai untuk terus membiasakan diri, juga mengajari cinta kecilku untuk terbiasa berucap terima kasih dengan tulus kepada siapapun juga, apapun yang telah dilakukan untuknya.

tak lupa, terima kasih sekali my dear, teman curhat istimewaku, atas semua yang telah kau bagi denganku selama ini. berharap semua tak pernah usai, dan berhenti dalam kosong. luv u much..