07 November 2007

terima kasih..

tadi malam teman curhat istimewa saya menunjukkan sebuah artikel menarik berjudul tengkyu ya yang ditulis oleh Ariel Heryanto. menarik memang. dia berusaha menunjukkan seolah-olah budaya berterimakasih hanya berlaku di kalangan atas.

Mungkin karena kami datang dari keluarga kelas bawahan atau tengah ke bawah...

..sehingga kami tidak mengenal kebiasaan mengatakan "terima kasih" satu pada lainnya. betulkah ini yang terjadi dalam masyarakat kita? mengejutkan ya ketika dicerna betul lebih jauh. bayangkan, ucapan terimakasih 'hanya' dipersembahkan untuk Tuhan, dan situasi formal, plus satu lagi sebagai umpatan halus.

betulkah hanya memang cukup sampai disitu? tidakkah kita merasa perlu berterimakasih pula kepada orang-orang yang ada di sekitar kita, yang bukan merupakan basa-basi yang terlalu diobral?

saya secara pribadi merasa hidup saya selalu penuh keberuntungan. tapi bukan keberuntungan yang datang tiba-tiba. saya belum pernah sekalipun menang undian, lotere, doorprize, dst. keberuntungan hidup saya datang melalui proses, dan ini tidak gratisan. untuk itu saya perlu berterimakasih untuk semua orang yang terlibat di dalamnya. sungguh-sungguh, saya tulus.

lebih jauh lagi, saya merasa 'hanya' dengan bermodal ucapan terima kasih, saya mendapat 'perhatian lebih' dari tukang bubur ayam dengan sepotong obrolan hangat. itu tidak ia berikan pada pelanggan lain. ini hanya contoh kecil. menarik bukan? betapa sebuah hubungan personal yang tulus dapat terbangun dari sepotong kata-kata. ah seandainya semua orang terbiasa dengan budaya ini, betapa indah dunia.. tapi tak apa, saya hanya berharap saya tak pernah lalai untuk terus membiasakan diri, juga mengajari cinta kecilku untuk terbiasa berucap terima kasih dengan tulus kepada siapapun juga, apapun yang telah dilakukan untuknya.

tak lupa, terima kasih sekali my dear, teman curhat istimewaku, atas semua yang telah kau bagi denganku selama ini. berharap semua tak pernah usai, dan berhenti dalam kosong. luv u much..


4 comments:

Anonymous said...

masa sih kebiasaan bilang 'makasih' cuma ada di kalangan atas?

tapi jujur nih ya, bangsa kita memang gak begitu akrab dengan budaya ini. bilang 'terima kasih, tolong, maaf/permisi', perasaan baru2 ini aja mulai kita kenal.beda dengan budaya eropa/ amerika yg terbiasa dikit2 bilang 'excuse me, please, thank you'.

bener ga sih? :D

Langit Biru said...

@ venus : dirasa2 bener juga ya, & malah dianggap aneh klo kita 'mengobral' makasih ha..ha.. dikuatkan pula oleh Ariel dalam artikelnya toh :D

Meita Win said...

tapi bagi saya ucapan terimakasih itu harus dibudayakan, walaupun aneh atau tidak, karena merupakan salah satu ungkapan syukur.

curhat dikit, dulu di kampus itu selalu ada bis kampus. Entah dari mana asalnya, waktu itu saya otomatis bilang sama pak sopir sebelum turun, 'makasih yah, pak' baru turun.

Setelah beberapa lama gak naek lagi, dan baru naek lagi, ternyata sekarang banyak yang bersuara dan mengucapkan kalimat itu, walaupun mereka dari belakang berteriak!

:) hingga sekarang, budaya itu terbawa setiap saya turun dari angkot atau bis!

*salam kenal*

Langit Biru said...

@simungil : emang semua harus dimulai dari diri sendiri dulu yak :D dan dibelakang hari kita menuai keindahannya..

*salam kenal kembali*